Real Nine vs False Nine

Sebuah perbandingan

Sering kita mendengar atau membaca istilah false nine dan real nine/ classic nine. Tulisan ini akan membahas definisi dari keduanya serta memberikan ciri-ciri  seorang striker klasik  bila dibandingkan dengan stiker false nine.

Pertama-tama penting diketahui mengapa angka sembilan digunakan untuk mengindentifikasi seorang striker. Untuk menggampangkan pelatih saat menempatkan pemainnya di berbagai posisi, pada saat mendapatkan ilmu kepelatihan, pelatih diajarkan untuk membiasakan diri mengasosiasikan nomer dengan posisi pemain.

Perhatikan diagram di bawah ini:

Dengan demikian, seorang pelatih tidak perlu menyebutkan posisi pemain, ia cukup menyebut nama pemain beserta angka sesuai dengan posisi pemain. Ronaldo, contohnya, hanya perlu diberi info oleh pelatihnya untuk bermain di posisi 11. Dengan sendirinya Ronaldo akan paham bahwa Ancelotti menginginkannya bermain sebagai sayap kiri. 

Mengapa angka 11 berada di kiri dan tidak kanan, misalnya, sayapun tidak paham. Kemungkinan besar berhubungan dengan tradisi. It just is. Yang pasti, suka atapun tidak, saya tidak akan merubah susunan angka tersebut karena akan membingungkan, mengingat letak angka-angka tersebut sudah pakem.

Apabila formasi yang dipakai berbeda dengan contoh diagram diatas (4-2-3-1), tidak masalah, karena  arti dari nomer-nomer tersebut tidak berubah. Nomer 10, misalnya, mengandung makna ofensive  midfielder. Nomer 6 gelandang bertahan. Nomer 8 gelandang . Apabila pemain untuk posisi 8 diarahkan untuk bertahan bersama 6, istilah yang lazim digunakan adalah double sixers. Lalu mengapa tidak sekalian saja keduanya diberi nomer 6? Karena yang diberi nomer 8, pada saat menyerang, otomatis diminta untuk memosisikan diri lebih ke depan dibandingkan nomer 6.



Apabila formasi yang digunakan 4-4-2, dan Ronaldo diarahkan oleh Ancelotti untuk bermain di posisi 11, maka itu berarti ia akan bermain sebagai striker di depan bersama center forward yang diberi nomer 9. Pemain 8 akan bermain sebagai sayap kiri, sedangkan nomer 10 dan 6 akan mengisi posisi central midfield. Nomer 10 dengan sendirinya akan beroperasi lebih ke depan dibandingkan pemain 6. By the way, nomer-nomer yang saya sebut tidak harus match dengan nomer punggung pemain. Nomer-nomer ini mutlak berhubungan dengan posisi dan peran pemain di lapangan, tanpa sangkut paut dengan nomer punggung.

Nah, striker yang beroperasi paling depan diberi nomer 9. Apabila stiker tersebut memiliki karakter bermain sebagai seorang center forward yang bersifat klasik, ia diberi julukan „real nine.“ Sebaliknya, bila penyerang tengah tersebut sebenarnya lebih berkarakter laksana seorang second striker ataupun ofensive midfielder maka ia akan disebut sebagai „false nine.“

“Real nine“

Center forward klasik, atau real nine, adalah seorang penyerang tengah yang berfungsi sebagai target man di daerah depan gawang lawan. Real nine jarang terlihat bergerak ke sisi kiri/kanan lapangan ataupun menjemput bola di lapangan tengah.

Adapun ciri-ciri utama real nine adalah sebagai berikut:

•    Tinggi; hebat di udara.

•    Kuat; otot badan tebal sehingga mampu melindungi bola dengan baik.

•    Goal getter; memiliki kualitas shooting yang sangat baik dalam hal akurasi maupun power.

Contoh pemain tipe real nine; Mandzukic (Atletico), Drogba (Chelsea), Diego Costa (Chelsea), Klose (Lazio), Van Persie (MU), Ibrahimovic (PSG), Bambang pamungkas (Persija), Christian Gonzales (Arema Cronus).

“False nine”

Definisi false nine adalah penyerang tengah yang rajin bergerak ke sisi kiri dan kanan lapangan, ataupun menjemput bola di lapangan tengah. Karena sering tidak berada di area depan gawang lawan, tipe striker seperti ini disebut false nine atau penyerang tengah gadungan.

Ciri-ciri utama seorang false nine adalah sebagai berikut: 

•    Kualitas tehnik tinggi; hebat dalam hal mendribel bola.

•    Hebat dalam hal passing, terutama umpan one-two.

•    Seringkali muncul dari lapangan tengah dan bahkan sering bergantian mengisi posisi penyerang tengah dengan rekan-rekannya.

•    Memiliki kecepatan tinggi, dengan dan tanpa bola.

•    Kualitas shooting seorang false nine pada umumnya lebih mengandalkan akurasi tembakan daripada power.

•    Postur badan tidak harus tinggi.

Contoh pemain tipe false nine: Mueller (Bayern), Messi (Barcelona), Goetze (Bayern), Fabregas (bila bermain untuk Spanyol), Boaz Salosa (Persipura). 

Demikian sedikit perbandingan antara real nine (classic center forward) dan false nine (penyerang tengah “gadungan”). Semoga berguna.

@coachtimo

www.coachtimo.org

Sumber : Super Soccer